Main Article Content

Abstract

Gojek merupakan perusahaan teknologi jasa transportasi yang juga menawarkan berbagai layanan kepada penggunanya, salah satunya adalah Gopay, sebuah layanan pembayaran digital. Pada 20 Juli 2020, Gojek memperkenalkan layanan Gopay, melalui iklan di media sosial, sebagai dompet elektronik pertama yang dapat digunakan sebagai metode pembayaran untuk semua game dan aplikasi di Google Play, bahkan dapat digunakan untuk YouTube Premium dan langganan YouTube musik. Iklan Gopay dikemas dengan metode storytelling dan didukung dengan format CGI yang mampu menarik perhatian masyarakat. Penelitian ini  menganalisis interpretasi konsumen terhadap iklan Gopay dengan menggunakan Teori Perilaku Terencana. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan mewawancarai mahasiswa FISIP UNS, mengamati kondisi di lapangan, dan mendokumentasikan sumber informasi lain. Berdasarkan hasil hasil yang dilakukan, Iklan Cyberpunk Gopay menghasilkan interpretasi yang berbeda bagi responden yang berbeda. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku persepsian.

Keywords

Iklan Gopay Teori Perilaku Terencana Media sosial

Article Details

References

  1. Adona. (2006). Citra dan Kekerasan Simbolik dalam Iklan Perusahaan di Televisi. Padang : Andalas University Press.
  2. Aspikom. (2011), Komunikasi 2.0, Yogyakarta: Mata Pada Pressindo.
  3. Carr T. C., & Hayes, R. A. (2015) Social media: Defining, developing, and diving. Atlatntic Journal of Communication. 23(1):46-65. http://doi.org/10.1080/15456870.2015.972282.
  4. Lee, N. R. & Kotler, P. (2011). Social marketing: Influencig behaviors for good. California: Sage Publications.
  5. Littlejohn, S. W. & Foss, K. A. (2009). Encyclopedia of communication theory. California: Sage Publications.
  6. Moleong, L. J. (2004), Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
  7. Nasrullah, R. (2016). Media sosial perspektif komunikasi, budaya, sosioteknologi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
  8. Pulizzi, J. (2012). The rise of storytelling as the new marketing. Cleveland: Publishing Research Quarterly.
  9. Putra, S. F. (2019). Interpretasi khalayak terhadap iklan rokok magnum (Analisis resepsi iklan rokok Magnum versi mantapkan langkah)(Skripsi). Universitas Mercu Buana, Jakarta.
  10. Siswantini., Mahestu, G. & Rahmani, A. N. (2019). Interpretasi digital storytelling pada iklan Tokopedia. Jurnal Digital Media & Relationship (JDMR), 1 (1), 1-10. http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/jdigital/article/view/159.
  11. Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan r&d. Bandung: Afabeta.
  12. Wijaya, R. B. (2017). Interpretasi khalayak iklan tvBasuki Djarot versi beragam itu Basuki Djarot (Analisis resepsi mahasiswa UMB Menteng terhadap tayangan iklan tv Basuki Djarot versi beragam itu Basuki Djarot)(Skripsi). Universitas Mercu Buana, Jakarta.