Main Article Content

Abstract

This study aims to analyze the implementation of learning for slow learners in grade II at elementary school, focusing on the preparation, implementation, and solutions applied within the context of inclusive education. The findings revealed that although teachers prepare the Lesson Plan (RPP) based on the Curriculum, the approach used remains uniform for all students, without specific adjustments for slow learners. In the learning process, while efforts to enhance student motivation and engagement are made through methods such as question-and-answer sessions and group work, slow learners do not receive tailored modifications in the learning components or assessments. Special programs like additional time for homework and regular meetings with parents have been implemented, but without intervention from Special Education Teachers (GPK). Moreover, no remedial programs are provided to help slow learners achieve mastery of the material. This study concludes that while the school adopts an inclusive education system, there are still gaps in addressing the specific needs of slow learners, requiring more attention in terms of curriculum adjustments, teaching methods, and assessment modifications to achieve optimal learning outcomes.


 


Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan pembelajaran bagi peserta didik lamban belajar di kelas II SD, dengan fokus pada persiapan, pelaksanaan, dan solusi yang diterapkan dalam konteks pendidikan inklusif. Penelitian ini menemukan bahwa meskipun guru telah mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Kurikulum, pendekatan yang digunakan masih seragam untuk semua peserta didik, tanpa adanya penyesuaian khusus bagi peserta didik lamban belajar. Dalam proses pembelajaran, meskipun terdapat upaya untuk meningkatkan motivasi dan keterlibatan peserta didik melalui metode seperti tanya jawab dan kerja kelompok, peserta didik lamban belajar tidak mendapatkan modifikasi komponen pembelajaran atau evaluasi yang spesifik. Program khusus seperti waktu tambahan untuk tugas sepulang sekolah dan pertemuan dengan wali murid sudah diterapkan, namun tanpa adanya intervensi dari Guru Pendamping Khusus (GPK). Selain itu, belum ada program remedial yang diberikan untuk membantu peserta lamban belajar mencapai ketuntasan materi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa meskipun sekolah menerapkan sistem pendidikan inklusif, masih terdapat kesenjangan dalam pemenuhan kebutuhan khusus peserta didik lamban belajar, yang memerlukan perhatian lebih dalam hal penyesuaian kurikulum, metode, dan evaluasi pembelajaran untuk mencapai hasil yang optimal.

Keywords

Pembelajaran Peserta Didik Lamban Belajar sekolah inklusi

Article Details