Main Article Content

Abstract

Prevalensi Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada pasien anak masih tinggi di Indonesia. Ketidakrasionalan pengobatan telah diidentifikasi bervariasi diantara Puskesmas pemberi pelayanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasionalitas pengobatan ISPA anak berdasarkan konteks biomedik yang meliputi ketepatan indikasi, ketepatan obat, ketepatan dosis, ketepatan pasien, mengetahui tingkat kepatuhan pasien dalam meminum obat antibiotik, serta mengetahui gambaran dispensing di bagian farmasi Puskesmas “X” Palembang. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional deskriptif, dengan sumber data diperoleh dari data primer dan sekunder. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 71 orang pasien  memenuhi kriteria inklusi dengan penilaian rasionalitas ketepatan indikasi sebanyak 94,4%, tepat obat sebanyak 9,9%, tepat dosis 0%, tepat pasien sebanyak 94,4%, lingkungan pelayanan puskesmas baik, petugas pelayanan bagian farmasi baik, dan proses pelayanan bagian farmasi baik dan pasien patuh minum obat antibiotik sebanyak 59,5%. Peranan Apoteker sangat diperlukan ketercapaian rasionalitas pengobatan di Puskesmas pada pasien ISPA anak

Keywords

ISPA Rasionalitas Konteks biomedik

Article Details

References

  1. Benua, G. P., Tiwow, G. A. R., Untu, S. D., & Karauwan, F. A. (2019). Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Pada Pasien ISPA Di Puskesmas Tonusu Kecamatan Pamona Puselemba Kabupaten Poso. Jurnal Biofarmasetikal Tropis, 2019(2), 136–140.
  2. BPOM. (2017). Informatorium Obat Nasional Indonesia. Badan Pengawas Obat dan Makanan.
  3. Depkes. (2005). Pharmaceutical Care Untuk Infeksi Saluran Pernafasan. Jakarta: Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
  4. Dewi, R., Deni, S., & Febri, F. (2020). Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Infeksi Saluran Pernafasan Rawat Jalan di Puskesmas Sungai Abang Kabupaten Tebo Tahun 2018. Journal of Pharmacy and Science, 5(2), 67–72.
  5. Embrey, M. (2012). Managing Access to Medicines and Health Technologies. Arlington USA: Management Sciences for Health.
  6. IDI. (2014). Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Ikatan Dokter Indonesia (Revisi). Jakarta.
  7. Kartika, I. I., Eldawati, E., & Margeni, M. (2016). Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Angka Kejadian Tonsilitis Pada Anak Usia 5-18 Tahun Di Poliklinik THT RSUD Karaang Tahun 2015. Jurnal Kesehatan Bhakti Husada, 2(2), 3.
  8. Kemenkes. (2011a). Modul penggunaan obat rasional. Kementerian Kesehatan RI.
  9. Kemenkes. (2011b). Peraturan Menteri Kesehetan Republik Indonesia Nomor 2406/MENKES/PER/XII/2011. Indonesia.
  10. Kemenkes. (2013). RISET KESEHATAN DASAR 2013.
  11. Kemenkes. (2018). Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.
  12. Kemenkes RI. (2013). Pedoman Tatalaksana Klinis Infeksi Saluran Pernapasan Akut Berat Suspek Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus (Mers-Cov). Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
  13. Masriadi. (2017). Epidemiologi Penyakit Menular. Depok: PT Rajawali Persada.
  14. Muharni, S., Susanty, A., & Tarigan, E. R. (2014). Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Pada Pasien ISPA Pada Salah Satu Puskesmas di Kota Pekanbaru. Jurnal Penelitian Farmasi Indoneisa, 3(September), 10–15.
  15. Saptawat, T., Rahma, F. A., Studi, P., Stikes, S.-F., & Kunci, K. (2019). Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Pada PAsien ISPA di Puskesmas Karangayu Semarang. Jurnal Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan STIKES Telogorejo, XI(2), 76–82.
  16. Syamsul, D., Serbajadi, A., Iv, D., Sunggal, K., Serdang, K. D., & Utara, S. (2019). Evaluasi Pemakaian Antibiotik yang Rasional Pada ISPA Non Pneumonia di Puskesmas Induk Binjai. Jurnal DUnia Farmasi, 3(3), 106–114.
  17. Tobat, S. R., Mukhtar, M. H., & Duma, H. (2015). Rasionalitas Penggunaan Antibiotika Pada Penyakit ISPA di Puskesmas Kuamang Kuning I Kabupaten Bungo. Scientia, 5(2), 79–83.
  18. WHO. (2007a). Pencegahan dan pengendalian infeksi saluran pernapasan akut ( ISPA ) yang cenderung menjadi epidemi dan pandemi di fasilitas pelayanan kesehatan Pedoman Interim WHO Pencegahan dan pengendalian infeksi saluran pernapasan akut ( ISPA ) yang cenderung menjad. World Health Organization.
  19. WHO. (2007b). The Role Of EducaTion In the National Use of Medicine. New Delhi: World Health Organization.