Main Article Content

Abstract

Penyakit ginjal adalah expositions patofiologis dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progesif dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Selanjutnya, gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang ireversibel, pada suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa dialisis atau transpalasi ginjal. Penggunaan antibiotik pada penderita gagal ginjal disebabkan karena adanya infeksi. Infeksi pada penderita gagal ginjal perlu di lakukan pengobatan terlebih dahulu sehingga tidak memperparah penyakit gagal ginjal itu sendiri atau menyebabkan kematian. Antibiotik merupakan obat golongan antimikroba yang digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri. Prevalensi penyakit infeksi yang tinggi, meningkatkan penggunaan antibiotik di masyarakat. Penggunaan obat golongan ini harus dengan resep dokter. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui hasil review artikel terkait kerasionalan penggunaan antibiotika pada pasien gagal ginjal di Indonesia. Penulisan review artikel ini dilakukan dengan menggunakan metode pencarian literatur dari berbagai sumber yang telah dipublikasikan secara online melalui google schollar dan Pubmed menggunakan metode PICO pada populasi pasien gagal ginjal, yang menerima intervensi penggunaan antibiotika, dengan outcome pengukuran kerasionalan penggunaan obat. Penggunaan antibiotik berlebihan berpotensi terhadap penggunaan irasional. Terdapat 3 artikel yang memenuhi kriteria dengan hasil audit bahwa kerasionalan penggunaan antibiotik pada pasien gagal ginjal masih ada yang kurang dari 50%.

Keywords

Gagal ginjal Antibiotika Kerasionalan

Article Details

References

  1. Gita Ayu Pradina, Z. C. (2017). Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Gagal Ginjal Kronis di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten 2014. 18(Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta), 19–26.
  2. Handayani, R. S., Siahaan, S., & Herman, M. J. (2017). Resistensi Antimikroba dan Penerapan Kebijakan Pengendalian di Rumah Sakit di Indonesia. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, 1(2), 131–140.
  3. Ivoryanto, E., Sidharta, B., & Kurnia Illahi, R. (2017). PHARMACEUTICAL JOURNAL OF INDONESIA Hubungan Tingkat Pendidikan Formal Masyarakat terhadap Pengetahuan dalam Penggunaan Antibiotika Oral di Apotek Kecamatan Klojen. Universitas Brawijaya, 2(2), 31–36.
  4. Kementerian Kesehatan RI. (2018). Laporan Riskesdas 2018. In Laporan Nasional RIskesdas 2018 (Vol. 53, Issue 9, pp. 181–222). http://www.yankes.kemkes.go.id/assets/downloads/PMK No. 57 Tahun 2013 tentang PTRM.pdf
  5. Mandey, G., Tampa’i, R., Sakul, R. V., Lengkey, Y. K., & Karundeng, E. Z. (2020). Evaluasi Kerasionalan Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Gagal Ginjal Di Rumah Sakit Siloam Manado. Biofarmasetikal Tropis, 3(1), 31–38. https://doi.org/10.55724/j.biofar.trop.v3i1.253
  6. Morrison, L., & Zembower, T. R. (2020). Antimicrobial Resistance. Gastrointestinal Endoscopy Clinics of North America, 30(4), 619–635. https://doi.org/10.1016/j.giec.2020.06.004
  7. Sinaga, C. R., Tjitrosantoso, H., & Fatmawali. (2017). Evaluasi Kerasionalan Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Gagal Ginjal Di Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi, 6(3), 10–19.
  8. Suwitra, K. (2014). Chronic Kidney Disease. Internal Medicine Book. 6thed. Jakarta: Interna Publishing.
  9. Utami, E. R. (2012). Antibiotika, Resistensi, Dan Rasionalitas Terapi. Sainstis, 124–138. https://doi.org/10.18860/sains.v0i0.1861