Main Article Content
Abstract
Dalam konteks Indonesia, sejak tahun 1970-an, Nurcholish Madjid adalah ikon cendekiawan Islam yang dianggap paling kontroversi sekaligus paling kontibutif. Pemikirannya berkelindan diantara tiga tema besar; Keislaman, Keindonesiaan dan Kemodernan. Dia berani mendekonstruksi pemikiran pemikiran Islam yang dianggapnya sudah mengalami fosilisasi, kemandegan, stagnasi dan kejumudan yang membuat umat Islam menjadi kehilangan daya adaptasinya menghadapi laju problematika kehidupan nyata yang semakin kompleks. Salah satu pemikiran yang dianggap paling polemis dan kontroversial adalah ketika ia mendekontruksi eksklusivisme dan menawarkan inklusvisme sebagai gantinya. Hal ini jelas dianggap melawan arus pemahaman mainstream. Sebagai cendekiawan neomodernisme, Ia membangun nalar inklusivisme menggunakan pendekatan dan metodologi modern tanpa menafikan argumensi doktrin-doktrin otentik Islam itu sendiri, yaitu al Qur’an dan hadis plus pendapat ulama-ulama terdahulu. Oleh karena itulah, walaupun sejak ia mempublikasikan pemikiran-pemikirannya, ia telah mengundang kontroversi yang hebat bahkan sampai saat ini, ia tetaplah dianggap sebagai pemikir yang paling memiliki kontribusi yang cemerlang bagi dinamika pemikiran Indonesia.
Keywords
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.