Main Article Content
Abstract
Rimpang temu hitam merupakan tanaman dengan khasiat sebagai antibakteri. Rimpang temu hitam yang berasal dari daerah Kendal perlu dimaksimalkan pemanfaatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas antibakteri ekstrak rimpang temu hitam dari daerah Kendal terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan metode difusi sumuran. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah metode non random, dengan sistem pengambilan sampel rimpang temu hitam di daerah Kendal secara purposive sampling. Konsentrasi ektrak rimpang temu hitam yang diuji adalah 15%b/v, 20%b/v, dan 25%b/v. Hasil uji efektifitas antibakteri dihitung berdasarkan diameter zona bening pada media menggunakan jangka sorong. Hasil penelitian menunjukan bahwa temu hitam dapat menghambat bakteri Staphylococcus aureus. Rata – rata diameter zona bening yang diukur dengan jangka sorong pada konsentrasi 15%b/v yaitu 7,10 mm, konsentrasi 20%b/v yaitu 12,21 mm dan konsentrasi 25%b/v yaitu 15,19 mm. Hasil analisa statistik uji mann whitney didapatkan nilai signifikasiantara masing – masing konsentrasi yaitu 0,000 dimana nilai tersebut < 0,05 maka H0 ditolak, artinya ada perbedaan rata – rata antara konsentrasi tersebut. Hasil analisa statistik uji t-test antara konsentrasi 20%b/v dan konsentrasi 25% b/v didapatkan nilai signifikasi 0,103 dimana nilai tersebut > 0,05, maka H0 diterima, artinya tidak ada perbedaan rata – rata antara konsentrasi tersebut. Hal tersebut menunjukan bahwa konsentrasi efektif yang memiliki efektifitas antibakteri adalah 20% b/v.
Kata kunci :Ekstrak rimpang temu hitam, Efektifitas Antibakteri,Staphylococcus aureus