Main Article Content

Abstract

E-catalogue procurement of medicine is a method of electronic procurement using a particular website developed by the Government to increase the effectiveness, efficiency, and transparency of medicine procurement. In Klaten Regency, e-catalogue procurement of medicine in the Public Health Center (PHC) experiences obstacles. The study aimed to evaluate performance of e-catalogue procurement of medicine, analyze the root problem and formulate strategies to improve the performance based on the root problems. This descriptive study involved seven PHCs with data on medicine procurement in 2021. Quantitative data analysis was conducted by evaluating six performance indicators of medicine procurement. Qualitative data analysis was conducted by interviewing 17 respondents, analyzing root problems, and formulating improvement strategies The study showed that all PHCs had good medicine availability at 87.71% average, but low realization of e-catalogue procurement occurred in two PHCs. Lead time beyond the contract period occurred in two PHCs. All PHCs experienced low suitability of procurement funds and percentage of procurement through e-catalogue. Percentage of budget allocation for medicine procurement varied between 1.59% to 7.29%. Analysis of the root problem showed obstacles in human resources, mechanism of procurement, policies, system, budget, and environment aspect. It was concluded that the obstacles rooted on the lack of team role and synergy of PHC, District Pharmacy Unit, and District Health Office according to their authority, the lack of pharmaceutical industry and distributor commitments in the provision of e-catalogue medicine for PHC, and also the urgent needs of system and regulatory improvement by the Government.

Keywords

E-catalogue procurement of medicine Performance of Medicine Procurement Root Cause Analysis

Article Details

References

  1. Aisah, N., Satibi, S., & Suryawati, S. (2020). Evaluasi Pengelolaan Obat pada Tahap Perencanaan dan Pengadaan di Dinas Kesehatan Kabupaten Pati. Majalah Farmaseutik, 16(1), 34-42.
  2. Amiluddin, A. M., Makaba, S., & Rantetampang, A. L. (2019). Analysis of E-Catalogue Drug Procurement with E-Purchasing Method in Papua Barat Province. Int. J. Sci. Healthc. Res, 4(1), 284-298.
  3. Andi, W., Arisanti, Y., & Sianturi, R. Tantangan implementasi pengadaan obat dengan e-purchasing melalui katalog elektronik. Berita Kedokteran Masyarakat, 34(5), 12-5.
  4. Anggriani, Y., Rosdiana, R., & Khairani, S. (2020). Evaluasi Perencanaan dan Pengadaan Obat di Era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Kabupaten Cianjur. PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia), 17(2), 425-438.
  5. Ariati, N. (2017). Tata kelola obat di era sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Integritas: Jurnal Antikorupsi, 3(2), 231-243.
  6. Departemen Kesehatan RI. (2006). Kebijakan Obat Nasional.
  7. Dianingtyas, T. (2022). Hambatan Penggunaan E-Katalog Dalam Proses Pengadaan Obat Di Rumah Sakit Tipe a Yogyakarta. Jurnal Medika Hutama, 3(02 Januari), 2269-2275.
  8. Dwiaji, A., Sarnianto, P., Thabrany, H., & Syarifudin, M. (2016). Evaluasi pengadaan obat publik pada JKN berdasarkan data e-catalogue tahun 2014-2015. Jurnal ekonomi kesehatan Indonesia, 1(1).
  9. Faradiba, F., Satibi, S., Aditama, H., & Prasetyo, S. D. (2022). Identification of Problems or Barriers in Medicine Procurement Process in Low-and Lower-Middle-Income Countries: A Narrative Review. Indonesian Journal of Pharmacy/Majalah Farmasi Indonesia, 33(2).
  10. Efendi, J. A. J., Desiani, E., & Astari, A. K. (2023). Analisis Penggunaan E-purchasing pada Pengadaan Obat Esensial di Dinas Kesehatan Kota Pekalongan: Analysis of E-purchasing Application in the Procurement of Essential Medicines at Pekalongan Public Health Office. Jurnal Sains dan Kesehatan, 5(1), 22-28.
  11. Kementerian Kesehatan RI. (2008). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1121/MENKES/SK/XII/2008 tentang Pedoman Teknis Pengadaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Untuk Pelayanan Kesehatan Dasar.
  12. Kementerian Kesehatan RI. (2013). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Obat Dengan Prosedur E-Purchasing Berdasarkan E-Catalogue.
  13. Kementerian Kesehatan RI. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2014 tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional untuk Jasa Pelayanan Kesehatan dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah.
  14. Kementerian Kesehatan RI. (2019). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2019 Tentang Perencanaan dan Pengadaan Obat Berdasarkan Katalog Elektronik.
  15. Kementerian Kesehatan RI. (2020). Rencana Aksi Kegiatan Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2020-2024.
  16. Kusmini, K., Satibi, S., & Suryawati, S. (2016). Evaluasi pelaksanaan e-purchasing obat pada dinas kesehatan kabupaten/kota di jawa tengah tahun 2015. Jurnal Manajemen Dan Pelayanan Farmasi (Journal of Management and Pharmacy Practice), 6(4), 277-287.
  17. Maspekeh, H., & Widodo, G. P. (2018). Evaluasi Perencanaan dan Pengadaan Kebutuhan Obat Publik Serta Ketersediaan Obat di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Daerah Kota Tomohon Tahun 2016. Jurnal Farmasi & Sains Indonesia, 1(2), 14-25.
  18. Petter, S., DeLone, W., & McLean, E. (2008). Measuring information systems success: models, dimensions, measures, and interrelationships. European journal of information systems, 17, 236-263.
  19. Raharni, R., Supardi, S., & Sari, I. D. (2018). Kemandirian dan Ketersediaan Obat Era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN): Kebijakan, Harga, dan Produksi Obat. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 28(4), 219-228.
  20. Rahma, F. (2018). Perencanaan dan pengadaan obat di Puskesmas “X” berdasarkan permenkes nomor 74 tahun 2016. Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia, 6(1), 15-20.
  21. Rahmawati, R., Amir, A., & Junaidi, J. (2021). Evaluasi perencanaan anggaran dan kompetensi sumber daya manusia terhadap penyerapan anggaran dengan komitmen manajemen sebagai pemoderasi pada satuan kerja kementerian agama Republik Indonesia di Kota Jambi. Jurnal Paradigma Ekonomika.
  22. Risa, R. S., Nuryani, D. D., & Perdana, A. A. (2020). Evaluasi Pengadaan Obat Secara E-Purchasing Berdasarkan E-Katalog Menggunakan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Sekampung Kabupaten Lampung Timur. Jurnal Dunia Kesmas, 9(2), 215-222.
  23. Satibi, S., Hutasoit, M., & Pribadi, P. (2022). Analysis of e-catalogue drug prices in the era of Universal Health Coverage in the Indonesian pharmaceutical industry. Pharmacia, 69(2), 555-562.
  24. Soewondo, P., Sari, S. P., Pujisubekti, R., Widyaputri, D., Rahmayanti, N. M., & Irawati, D. O. (2021). Kajian Kebijakan: Pengadaan (E-Procurement) Obat Nasional Tahun 2014 - 2019.
  25. Sulistyowati, W. D., Restyana, A., & Yuniar, A. W. (2020). Evaluasi Pengelolaan Obat di Puskesmas Wilayah Kabupaten Jombang dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia, 1(2), 60–75.
  26. Syamsul, D., Amirah, A., & Zikri, Z. (2021). Evaluation of Drug Procurement with the E-Phurchasing System on the Availability of Drugs at the Pharmacy Installation of the Central Aceh Regency Health Office. Journal of Asian Multicultural Research for Medical and Health Science Study, 2(4), 37-45.
  27. Winda, S. W. (2018). Formularium Nasional (FORNAS) dan e-Catalogue Obat Sebagai Upaya Pencegahan Korupsi dalam Tata Kelola Obat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN): Formularium Nasional (FORNAS) dan E-Catalogue Obat Sebagai Upaya Pencegahan Korupsi dalam Tata Kelola Obat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Integritas: Jurnal Antikorupsi, 4(2), 177-206.