Main Article Content

Abstract

Budidaya jamur tiram sudah dilaksanakan di Dusun Sekayu Barat dan Bangsal, Desa Ketundan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Manunggal Roso dan Kartika Manunggal selama 3 tahun terakhir ini. Namun demikian, usaha produktif tersebut belum optimal yang menambah penghasilan keluarga. Hal tersebut salah satunya disebabkan oleh ketergantungan KWT terhadap 1 pihak dalam memperoleh log yang sudah ditumbuhi miselium jamur, log jamur tersebut kualitasnya belum terstandar, dan harga jual hasil panen yang rendah karena langsung ditampung pembuat log. Metode yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan pengabdian tersebut adalah model pemberdayaan masyarakat partisipatif, yaitu melibatkan mitra dalam penentuan pemecahan masalah dan penyelesaiannya. Pelaksanaan kegiatan diawali dengan sosialisasi kegiatan pengabdian kepada masyarakat, achieve motivation training, pengolahan jamur tiram menjadi nugget dan keripik jamur, sosialisasi budidaya jamur tiram, pembuatan log jamur, sterilisasi log jamur, inokulasi bibit jamur pada log, pemeraman, pembuatan kumbung, penumbuhan jamur dalam kumbung, dan pemanenan. Pembuatan media jamur atau log berbeda dengan yang sudah ada di pasaran. Jika di pasaran komposisi untuk pembuatan media adalah serbuk gergaji kayu, kapur, bekatul, dan tepung jagung; maka ditambahkan tetes tebu dan biosluri untuk menambah nutrisi bagi jamur. Kemudian ukuran log dibuat lebih tinggi dan besar yaitu ukuran 20 x 35 x 0,5 cm. Untuk menghasilkan 1000 log dibutuhkan 1 kwintal serbuk gergaji, 10 kg tepung jagung, kapur 15 kg, tetes tebu 5 liter, dan 5 kg biosluri. Jamur dapat dipanen setelah berusia sekitar 3-4 minggu di dalam kumbung, dan selanjutnya dapat dipanen setiap hari. Hasil panen untuk 1000 log sekitar 5-10 kg jamur, dan oleh KWT dijual ke masyarakat sekitar, pedagang sayur keliling, dan pasar desa

Keywords

Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani Budidaya Jamur Tiram Mandiri

Article Details