Main Article Content

Abstract

Masalah kesehatan yang sering dihadapi oleh lansia adalah hipertensi. Penyakit ini akan memperburuk kondisi lansia apabila tidak segera ditangani dan kebanyakan lansia mengatasi hipertensi dengan mengkonsumsi obat-obatan. Dusun Simping, Desa Paremono merupakan peringkat pertama penderita hipertensi di Kecamatan Mungkid. Agar tidak khawatir dengan efek samping dari obat yang di konsumsi, maka terapi komplementer saat ini menjadi terapi alternatif untuk mengatasi hipertensi. Faktor yang menyebabkan tingginya angka hipertensi adalah pola hidup masyarakat yang masih kurang dan masih belum mengetahui cara mengendalikan hipertensi itu secara mandiri. Pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan pelatihan, simulasi, dan pendampingan bagi penderita hipertensi. Sehingga pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan mengajarkan cara mengendalikan hipertensi menggunakan terapi komplementer maupun dengan terapi non- farmakologi bagi penderita hipertensi. Hal ini yang menjadi dasar kegiatan pengabdian untuk menurunkan kejadian hipertensi di tempat pengabdian. Hasil pemberian 3 terapi herbal masing masing selama 3 hari terjadi penurunan rata rata tekanan darah sebagai berikut: pemberian bawang putih tekanan darah sistole menurun sebanyak 15 mmHg dan diastole 10mmHg, pemberian mentimun: tekanan darah sistole mengalami penurunan 22,5 mmHg dan diastole 2,5 mmHg, dan pemberian seledri mengalami penurunan 30 mmHg dan diastole 10 mmHg. Artinya secara umum klien mengalami penurunan tekanan setelah dilakukan pendampingan selama 3 hari dengan menggunakan terapi herbal. Dengan tingkat penurunan menjadi normal yaitu 120/80-130/90 mmHg.

Keywords

Hipertensi Terapi komplementer Non-farmakologi

Article Details