Main Article Content
Abstract
Bank merupakan perusahaan intermediary antara pihak yang memiliki dana dengan pihak
yang membutuhkan dana. Untuk menjalankan usahanya bank mengumpulkan dana dengan
menghimpun dana masyarakat melalui deposito. Penyaluran dana dilakukan melalui kredit
kepada masyarakat. Penyaluran kredit menyebabkan risiko bagi bank dengan adanya kredit
macet. Pembiayaan tercermin dalam likuiditas. Besarnya risiko likuiditas yaitu kekurangan
kas likuid mempengaruhi kinerja bank (menyalurkan kredit).
Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh risiko likuiditas dan pembiayaan terhadap kinerja
bank. Risiko likuiditas diukur menggunakan current ratio. Risiko pembiayaan diukur
menggunakan loan deposit ratio dan kinerja perusahaan diukur menggunaka net Income
Profit. Pengujian dilakukan menggunakan regresi linier berganda dengan alat bantu SPSS 19.
Persamaan regresi digunakan weighted least square (WLS) dengan error term sebagai
penimbangnya. Obyek penelitian adalah perusahaan perbankan yang listing di BEI tahun
2013 sampai dengan 2016.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko likuiditas berpengaruh positif terhadap kinerja
bank. Semakin semakin likuid perusahaan menyebabkan kinerja bank semakin baik. Karena semakin likuid berarti semakin aman perusahaan tersebut dalam jangka pendek. Risiko
pembiayaan berpengaruh negatif terhadap kinerja bank. Semakin kecil risiko pendanaan
menunjukkan kredit bermasalah semakin kecil sehingga kinerja bank semakin besar.