Main Article Content
Abstract
Postur kerja para pekerja pembelah tahu pong pada industri kecil krupuk tahu Larasta, Magelang pada umumnya termasuk kategori janggal atau tidak alamiah karena menyebabkan bagian-bagian tubuh tidak berada atau bergerak menjauhi posisi alamiah. Postur kerja janggal tersebut antara lain duduk pada kursi pendek sehingga kaki menekuk pada jangka waktu lama dan tangan menggantung karena menggunting tahu pong. Hasil wawancara awal terhadap 3 orang pekerja menyatakan bahwa mereka sering mengalami rasa sakit pada bagian punggung, pinggang, pinggul belakang, dan bahu. Kondisi ini bisa beresiko menyebabkan gangguan muskuloskeletal disorders (MSDs) yaitu gangguan pada otot skeletal karena otot menerima beban statis secara berulang dan terus-menerus dalam jangka waktu lama yang akan menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligament, dan tendon. Guna menentukan jenis-jenis dan tingkat keluhan subyektif pada para pekerja, maka akan dilakukan penelitian lebih lanjut agar dapat ditentukan solusi untuk mengurangi keluhan-keluhan tersebut. Metode yang digunakan untuk menganalisis postur kerja para pekerja pembelah tahu pong menggunakan Nordic Body Map (NBM) dan Rapid Entire Body Asssessment (REBA).Jumlah sampel pekerja yang dianalisis sebanyak 9 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa punggung merupakan bagian tubuh yang sering dikeluhkan sakit oleh sampel. Frequency indeks sebesar 88,33% dan severity indeks 26,66% yang termasuk kategori beresiko tinggi (skor 16). Selanjutnya hasil analisis dengan REBA menunjukkan bahwa skor pada posisi duduk pada dingklik adalah 8 yang termasuk kategori sangat berbahaya, dan cenderung dapat menyebabkan cedera; skor pada posisi duduk di lantai adalah 4 yang termasuk kategori beresiko rendah. Oleh karena diperlukan perbaikan terhadap fasilitas kerja agar postur kerja menjadi alamiah atau tidak janggal, sehingga pekerja menjadi nyaman dalam bekerja dan keluhan-keluhan subyektif berkurang. Perbaikan tersebut berupa penambahan bantal sebagai alas duduk pada para pekerja yang duduk di lantai. Posisi ini setelah dianalisis dengan metode REBA, diperoleh skor 2 yang berarti posisi kerja tersebut tidak berbahaya.
Keywords
Article Details
References
- Harwanti, S., Ulfah, N., & Joko, P. (2018). Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Low Back Pin (LBP) Pada Pekerja Di Home Industri Batik Sokaraja Kabupaten Banyumas. Jurnal Kesmas Indonesia, 10(2), 109–123.
- Lindawati, & Mulyono. (2018). Evaluasi Posture Kerja Pengrajin Batik Tulis Aleyya Batik di Yogyakarta. Journal of Public Health Research and Communnity Health Development, 1(2), 131–143.
- Riningrum, H., & Widowati, E. (2016). Pengaruh Sikap Kerja, Usia, dan Masa Kerja Terhadap Keluhan Low Back Pain. Jurnal Pena Medika, 6(2), 91–102.
- Saputra, A. (2020). Sikap Kerja, Masa Kerja, dan Usia terhadap Keluhan Low Back Pain Pada Pengrajin Batik. Higeia Journal of Public Health Research and Development, 4(Special 1), 147–157.
- Siswanto, Widodo, E. M., & Rusdjijati, R. (2021). Perancangan Alat Pengupas Salak dengan Pendekatan Ergonomi Engineering. Borobudur Engineering Review, 1(1), 25–38.
- Susihono, W., & Rubiati, E. (2013). Perbaikan metode kerja berdasar Rapid Upper Limb Assessment (RULA) Pada Perusahaan Kontruksi dan Fabrikasi. Jurnal Spektrum Industri, 11(1), 101–110.
- Tarwaka. (2015). Ergonomi Industri Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat Kerja (II). Surakarta: Harapan Press.
- Uginiari, N. V., & Primayanti, D. A. I. D. (2014). Gambaran Distribusi Keluhan Terkait Muskuloskeletal Disorders (MSDs) Pada Tukang Suun Di Pasar Anyar Buleleng Tahun 2013. Jurnal Medika Udayana, 3(5), 1–8.
- Wijayati, E. W. (2020). Risiko Posture Kerja Terhadap Keluhan Subyektif Nyeri leher pada Pekerja Industri Kerajinan Kulit. Jurnal Ilmiah Penelitian Kesehatan (JUMANTIK), 5(1).