Terapi Relaksasi Autogenik Menurunkan Tekanan Darah dan Sakit Kepala pada Lansia Hipertensi di Daerah Rawan Bencana Merapi
Main Article Content
Abstract
Merapi merupakan salah satu gunung api di Indonesia yang bisa mengalami erupsi tiap 3-7 tahun. Merapi mempunyai daya rusak tinggi, merupakan gunung paling aktif dan terganas di Indonesia. Dampak lahar panas maupun dingin merapi sering menimbulkan trauma pasca bencana. Perilaku ini memicu meningkatnya penyakit hipertensi di masyarakat. Penderita hipertensi sering menunjukkan adanya peningkatan pada tekanan darah dan mengeluh sakit kepala yang dapat menggangu ketika mereka bekerja atau beraktifitas. Upaya untuk mengatasi naiknya tekanan darah dan sakit kepala, penderita sering membeli obat tanpa resep dokter. Padahal sebenarnya ada terapi yang aman, mudah dilakukan dan minimal efek sampingnya yaitu terapi relaksasi autogenik. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian quasy experiment dengan rancangan two group pre-post test design. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 20 responden. Cara pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling. Perlakuan terapi relaksasi autogenik dilakukan 6 kali selama 3 minggu, yaitu sebanyak 2 kali per minggu. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan tekanan darah dan sakit kepala pada klien lansia hipertensi. Nilai rata-rata tekanan darah sistolik setelah dilakukan intervensi relaksasi autogenik mengalami penurunan sebesar 39,85 MmHg dan pada tekanan diastolic terjadi penurunan sebesar 14,95 MmHg. Dari hasil analisis uji T dependent pada tekanan sistolik di peroleh P value 0,000 (P^ <0,05), artinya ada perbedaan pengaruh tekanan sistolik setelah dilakukan intervensi. Pada uji Wilcoxon, pada tekanan darah diastolik diperoleh P value 0,001 (P ^ <0,05), artinya ada perbedaan tekanan diastolik setelah diberikan intervensi relaksasi autogenik. Nilai rata-rata penurunan nyeri kepala sebesar 4,0. Hasil uji dependent sample T Test di peroleh P value 0,000 (P^ <0,05), artinya ada perbedaan pengaruh nyeri kepala setelah dilakukan intervensi relaksasi autogenik. Tenaga kesehatan terutama perawat di masyarakat diharapkan dapat mengunakan terapi relaksasi autogenik pada penderita lansia hipertensi didaerah rawan bencana sebagai sebuah terapi alternatif